Monday, July 05, 2010

Cinta 2 dunia

Yap, kali ini gw mulai ngebahas soal SARA, bukan untuk mencari perbedaan ataupun memperdebatkan, tapi cuma untuk merenungkan. Buat gw hal ini penting, dan sangat perlu untuk dibahas, karena hampir sebagian besar -khususnya orang dulu- sangat menggolongkan kan hal ini menjadi hal yang sangat tabu. Terlalu sempit cara mereka memandang sesuatu yang menurut gw justru menjadi potensi besar yang sangat positif akibatnya.

Mari kita mulai tulisan ini dengan membahas tentang apa yang menjadi hal yang mulai dilirik sedikit serius dari dunia media ini. Beberapa waktu yang lalu gw sempat menonton  beberapa film, err… 2 lebih tepatnya, yang mulai membahas tentang “Cinta 2 Dunia” ini.

Yang pertama adalah “cin(T)a”.
Film ini langsung diawali dengan testimoni para pasangan beda agama yang sangat mesra mengenai hubungan mereka sampai dengan akhirnya mereka menikah, pemuda muslim dengan gadis Kristen, atau sebaliknya. Lalu dilanjutkan dengan kisah tentang pertemuan seorang pemuda cina Kristen, dengan seorang gadis muslim di dunia perkuliahan. Begitu trailer dari film ini dipromosikan temen gw dalam sebuah situs jejaringan gw sangat menantikan kapan film ini dirilis, bukan karena manisnya sang pemeran wanita (yang tentunya biasanya menjadi daya tarik film buat gw), tapi karena ini adalah film pertama yang gw tonton yang bener2 menitikberatkan pada sisi “BEDA AGAMA”. Sebuah cerita yang sepertinya bakal sangat menarik buat gw. Begitu film ini dirilis tanpa menunggu lama saya langsung mendatangi blitz untuk segera menyaksikan film ini. Saat mulai sampai dengan pertengahan gw ngerasa film ini mungkin bakal bagus, saat dimana mereka mulai tahu bahwa selain masalah ras, ada sebuah dinding yang paling tebal bernama AGAMA yang bener2 mustahil buat mereka tembus sebesar apa pun cinta mereka. lama kelamaan ntah kenapa, gw jadi merasa bosan dengan cara mereka memutar2 cerita yang itu-itu aja tanpa ada tanda2 bahwa ada sebuah tujuan yang akan dicapai. Endingnya lebih baik anda cari tahu sendiri dengan menonton filmnya.


Yang kedua adalah “3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta”.
Lebih ekstrim lagi gw langsung nonton film ini di hari perdana pemutarannya. Berkisah tentang seorang seniman pemuda keturunan Arab Muslim, yang jatuh hati pada gadis keturunan cina Kristen. Ayah dari Rosid sangat menekankan bahwa peci putih dan baju koko adalah pakaian wajib yang harus dikenakan setiap pemuda muslim, diperlihatkan bahwa jangan untuk mempunyai pasangan yang non-muslim, bahkan untuk berteman baik saja, terutama yang lawan jenis itu sudah sangat tabu. Di sisi wanita sendiri walaupun ayah dan ibu dari si Delia tidak terlalu “keras” bahkan cenderung demokratis terhadap siapa pun yang bergaul dengan anak gadisnya itu, tapi tetap saja beranggapan bahwa “tidak baik” untuk mempunyai pasangan hidup yang non-kristen. Alur dari cerita dimana baik Rosid maupun Delia yang memperjuangkan cinta mereka gw rasa sedikit lebih menarik dibandingkan “cin(T)a”, walaupun gw liat Rosid sangat lemah sekali. Lagi2 untuk ending gw rasa kalian yang membaca ini harus nonton sendiri demi menghargai hasil karya mereka ^^.


Dari 2 film diatas bisa kita lihat perbedaan suku dan ras sendiri sudah menjadi dinding besar dalam menyatukan cinta, ya MENYATUKAN CINTA…!!! Setelah melewati itu di belakangnya ada benteng yang tebalnya berkali2 lipat yang bernama AGAMA untuk menghalangi itu semwa. Kenapa terlalu banyak alas an yang digembar-gemborkan untuk memisahkan kasih dan sayang? Dan SARA menjadi alasan paling favorit dari itu semwa.  sebenernya gw ga ada niat untuk nge-judge bagian mana yang salah, tapi paling ga hal itu slalu menjadi alasan utama knapa damai itu susah. Slalu nyari perbedaan, dan menepiskan adanya persamaan.

Gw yakin seyakin-yakinnya kalo setiap agama pasti ngajarin buat menebar kasih dan sayang, gw juga percaya banget kalo setiap agama juga mengajarkan untuk memuliakan kedamaian, tapi demi kepentingan pribadi, demi keuntungan sebagian golongan ajaran2 yang dibelokkan. Slalu mencari gep, slalu teliti melihat ketidaksamaan, dan selalu pintar dalam memutarbalikkan fakta, mencari pembenaran demi keegoisan.

Disini gw pribadi bukan dalam kondisi dimana sedang tertarik, atau dalam tahap berhubungan dengan seseorang yang berbeda iman dengan gw, tapi paling ga kalau pun itu terjadi gw mungkin ga akan menutup diri. Ras, Suku, Agama adalah sebuah identitas dari seseorang, bukan sebuah perbedaan yang harus dibesar2kan. Yang membedakan sesama manusia cuma 1 hal, kalau pernah nonton “My Name is Khan” tentu tahu, yaitu baik dan buruk.

Sebagai contoh, misal ada 2 pernikahan, yang satu seagama, dan yang satu lagi beda agama. Yang sekeyakinan tadi selalu saja ada pertengkaran dalam keluarganya, slalu ada yang terluka setiap harinya, dan yang beda keyakinan tadi bisa saling menghormati, saling menjaga, serta keharmonisan yang nyata dalam kesehariannya. Tidak perlu kita pikir panjang juga jelas kan? Lebih baik opsi kedua.

Dalam salah satu film yang gw tonton diatas ada sebuah quote yang cukup membekas di otak gw,

Bagaimana mungkin kita bisa bahagia kalo orang2 skitar kita pada sedih?”

Ya…ya…ya… another bullshit, dan mereka tetap bahagia saat lo sedih. Mereka cuma merasa sedih dan tidak nyaman bukan karena disakiti, tidak…!!! Mereka cuma iri melihat lo yang mendapatkan kebahagiaan yang berlebih, karena di saat itu di hati Romeo cuma ada Juliet, di sanubari Delilah hanya ada Samson, di dunia Mr and Mrs Smith ada cinta yang sangat melimpah.

Ingatlah filosofi yin dan yang, dalam sebuah daerah putih ada titik hitam, sebaliknya juga di daerah hitam ada titik putih. Bukan masalah agama atau suku, tapi bagaimana pribadi dari orang itu sendiri. Terlalu naïf gw rasa kalo selalu menjadikan agama sebagai kambing hitam, sebuah pemikiran dangkal untuk menolak kasih dan sayang.

Membuka pikiran memang sangat susah, lagipula pada dasarnya seseorang memang enggan untuk keluar dari “comfort zone”. Bisa kita bilang dah kodrat kali yah? Tapi keluar dari masalah pernikahan, ada baiknya kita mencoba melihat sesuatu bukan dari latar belakang agama dan suku, karena setiap agama pasti baik, dan setiap suku pasti punya sisi positif, kita hanya tidak mau memandang ke sudut itu, ntah karena kacamata kuda, atau memang “Tuna Sosial”.

PascaBlog :
1. Jadi nulis yang aneh2 aja nih >.<
2. Yak, ini pendapat gw, melenceng? Itu menurut lo.      

2 comments:

Anonymous said...

LIKE THIS BANGET RAY!!!!
gw setuju... disaat kita mencoba meraih kebahagiaan... toh kita tidak bermaksud untuk menyakiti orang lain

Disaat kita berkorban untuk kebahagiaan orang lain dan kemudian kita merasa sakit, sendiri dan sedih... apa orang lain peduli dengan pengorbanan itu?

Sebelom mengorbankan hal yang penting bagi kita demi kebahagiaan orang lain, mungkin kita harus nanya dulu "sebagai gantinya.. lo bisa berikan apa untuk kebahagiaan gw yang hilang?"

-uchi-

Rima Ramadhany said...

bang,

udh pernah pacaran ama yg beda agama? udh pernah mikir mw nikah sama yg beda agama?

been there done that.. dan susah banget!

ada satu conversation yg gw inget bgt ama ex gw..

dia : yank, married yuk..
gw : kan janjiannya kamu pindah dulu..
dia : duuhh.. ktp aja deh ya?
gw : gelo!
dia : emg harus ya pindah?
gw : iyalah.. coba deh kmu mikir, kalo dua2nya ngga pindah, ntar anak2nya gimana? mreka mw ikut siapa?
dia : ya kita kasih kebebasan memilih donk..
gw : ok, fine.. tp bebas memilih itu kan pada saat mereka udh bisa mikir sendiri.. trs dr bayi sampe ckup umur itu agama mereka apa?
dia : atheis!
gw : dasar emg geblek!!

tdnya gw punya pikiran yg sama spt apa yg lo tulis ini Ray... dan krn itu gw nekad pacaran ama org yg beda agama... dan meskipun gw tidak mendapat bantahan dr nyokap gw, tp lama2 gw menyadari hal yg tercantum dlm Al-Qur'an utk mencari pasangan yg seiman... ada satu celah yg memang tak tertembus saat kita ingin menyatukan cinta dalam agama yg berbeda... dan perlu pengorbanan dan pengertian yg cukup tinggi utk bisa menyatukannya...

seandainya ada yg berhasil, gw cukup salut! tp skrng aja mo nikah beda agama udh susah di indo.. harus mahal2 ke Belanda ato Aussie.. paling deket Singapore.. mo kumpul kebo? bukan jalan hidup gw! hahaha...

think about it.. atau cobain aja sendiri... ^.^