Tuesday, January 25, 2011

This Day

^ bentuk persahabatan dalam serial FRIENDS itu canggih dan sangat kompleks sekali, mudah2an itu yang gw alamin sekarang, sepertinya masih banyak banget yang belum gw tau, karena mengakui kesalahan itu sama beratnya dengan memaapkan kesalahan itu sendiri -RayNocturne- ^

Itulah status yang gw tulis di pagi yang cukup mendung pada sebuah situs jejaringan yang punya intensitas kunjungan cukup tinggi buat gw. Ntah knapa hari ini itu semwa terbayangkan dengan gamblangnya dan terpatri tepat di “layar besar” otak gw. Banyak hal yang terjadi, terbagi hampir sama rata baik dari sisi positip serta negatip. Sebenernya bukan masalah yg aneh sih, buat mikirin suatu yang menurut gw simple tapi seringkali kelengahan dalam penanganan masalah seperti menjadi sandungan besar bagi kapan pun, dimanapun , dan siapa pun individunya.

Hal ini dimulai dengan isengnya gw nonton sebuah series sepanjang masa FRIENDS.

Buat yang baru tahu sedikit ato mungkin belum tahu sama skali soal series yang sempat menjadi jawara di dunia ini gw sangat merekomendasikan untuk nonton complete seriesnya. Sebisa mungkin sempatkan waktu, maw sesibuk ato sepadat apa pun jadwal yang kita punya. Selain sisi komedi yang menjadi nilai jual dominan,  karya  David Crane and Marta Kauffman yang telah memenangkan 63 Primetime Emmy Awards (memenangkan 6 diantaranya), Emmy Award untuk Outstanding Comedy Series, American Comedy Award, Golden Globe Award dan deretan penghargaan luar biasa bergengsi lainnya, serial ini juga mempunyai “pokok bahasan” yang sangat luar biasa menariknya dalam menampilkan sisi sebuah persahabatan itu sendiri. Serial yang menjadikan  Rachel Green, Ross dan Monica Geller, Phoebe Buffay, Joey Tribbiani dan Chandler Bing tokoh sentralnya punya cara yang sangat unik dalam menyikapi serta menjalani persahabatan. Bagaimana mereka mendukung “lingkaran” hidup mereka, tidak luputnya melakukan kesalahan bahkan sampai tingkat yang paling fatal, beratnya memaafkan kekhilafan menjadi fokus utama dan dikemas apik dengan nuansa komedi.

Dari situ gw coba mikir aja, hal – hal itu sebenernya sudah, sedang dan mungkin bakal kita alami juga bakal ga jauh beda. Tapi cara kita mengolah itu yang mungkin agak lil bit tricky (srasa alay gini >.<). Kita punya kewajiban yang mungkin gak plek sama, karena emang tiap orang memiliki kemampuan yang berbeda. Hak yang kita punya juga dibatasi oleh hak orang lain, jd jangan pernah untuk ekstrim ego atas nama hak azasi. Karena kita ga pernah tau apa yang bakalan terjadi.




To be continued

Wednesday, January 05, 2011

2 Kaki 2 Tangan dan 1 Kepala

2 kaki kita
Masih bisa kita pakai berjalan kemana saja
Masih bisa kita pakai berlari cepat
Masih bisa kita pakai melompat jauh

2 kaki kita
Masih mampu untuk menopang tubuh ini
Masih mampu untuk tegar berdiri
Masih mampu untuk menanjak puncak tertinggi

2 tangan kita
Masih bisa kita pakai menggenggam mimpi
Masih bisa kita pakai meracik angan – angan
Masih bisa kita pakai memikul harapan

2 tangan kita
Masih mampu untuk menarik beban diri
Masih mampu untuk memukul rintangan
Masih mampu untuk menepis semua halangan

1 kepala kita
Masih bisa kita pakai memikirkan yang baru
Masih bisa kita pakai menganalisa sesuatu
Masih bisa kita pakai mengingat hal hal tertentu

1 kepala kita
Masih mampu untuk memilih hal – hal ambigu
Masih mampu untuk melogiskan yang tak tahu
Masih mampu untuk menimbang yang tak tentu

2 kaki 2 tangan 1 kepala untuk terus maju
2 kaki 2 tangan 1 kepala untuk meninggalkan hal lalu
2 kaki 2 tangan dan 1 kepala kita untuk menuju hidup baru



RayNocturne



PascaBlog :
1. Selamat tahun baru, gapailah cita – cita menjadi manusia baru