ada yang aneh dengan
akhir-akhir ini, mari kita coba dengan analogi layangan, dengan tanpa bermaksud
untuk mengganggap yang kita analogi ini bukan manusia apalagi lebih rendah dari
itu.
suatu hari, tanpa disengaja aku ngeliat layangan yang menurutku
bagus. layangannya ga wah banget, ukurannya biasa aja, tidak terlalu kecil juga
tidak terlalu besar. layangan ini ga pake asesoris yang berlebihan seperti ekor
yang sepanjang tiang panjat pinang, atau sayap yang merumbai2. bentuknya juga
sangat standar selayaknya layangan, sekilas tidak ada beda dengan layangan pada
umumnya, tapi ntah kenapa disitu, saat itu juga aku suka sekali dengan layangan
ini, mungkin karena memang simple dan tidak berlebihan itu lah makanya aku jadi
suka, kalau ditanya alasan lebih lanjut jujur aku juga ga tau kenapa, ya karena
emang suka aja.
Kurangnya pengalaman, atau
mungkin karena memang sudah lama banget ga maen layangan, maka aku coba tanya
ke teman-teman yang masih (mungkin) tau caranya, bahkan aku coba tanya dengan
layangan yg lain, gmn caranya? Karena saat ini (dan mungkin untuk seterusnya)
aku ga mau lagi layangan lainnya, mau sebagus apa pun itu.
Berbekal cerita mereka (sang
pemain layangan serta layangan itu sendiri), aku coba untuk main dengan
layangan ini. Cari angin, ulur benang, tarik lagi, sebisa mungkin pas
takarannya menurut feeling sendiri. Suatu
saat saat sedang diulur, si layangan tiba-tiba enggan bergerak lagi. Putus sih
tidak, karena dia masih mengambang di deburan awan disana, tapi si layangan
juga tidak berpindah tempat, hanya disitu saja.
(disambung bentar, udah mau
berangkat kerja ^^)
3 comments:
udah tembak aja.. kasian pake tarik ulur :)) *apasih*
ini teh serius ngomongin layangan? or do I have to read between the lines? :P
no comment aja ah buat semuanya :p
Post a Comment